[FF-Oneshoot] Beginning A New Life (Sequel of Pay The Price)

Author: Clora Darlene.

Length: Oneshoot.

Rating: PG-15.

Main Cast: EXO-K’s Oh Sehun, GG’s Im Yoon Ah.

Supporting Cast: EXO’s and GG’s members.

Diclaimer: The storyline is mine and don’t dare to copy-paste this stuff without my knowing. FF ini terbuat untuk tidak menjatuhkan martabat atau menjelek-jelekkan tokoh di dalamnya.

Sequel before: 7 Years of Love (Ch. 1), Wipe Your Eyes (Ch. 2), Pay The Price (Ch. 3)

***

Oh Sehun, terdiam duduk di ruang kerja kantornya. Hal yang saat ini menjadi prioritas pemikirannya adalah keadaan Yoona. Perempuan itu terlihat…tetap baik-baik saja. Hal buruk sampai saat ini belum terjadi. Untuk pertama kalinya dirinya merasa ketakutan seperti ini, pikirnya.

Setiap kali ia pulang dan menemukan Yoona sedang tersenyum kepadanya, perasaan sakit itu susah dijelaskan. Khawatir yang berlebihan, kecemasan yang tidak bisa berhenti dan ketakutan yang sudah sampai batas maksimal. Pikiran nekat pertama kali yang terlintas di dalam otaknya adalah menggugurkan. Ia mencintai janin yang saat ini tumbuh di perut istrinya, Yoona, tapi kehilangan perempuan itu tidak akan pernah menjadi pilihannya.

Laki-laki itu memijat pelan keningnya. Jari tangannya yang mendingin menari kaku di atas meja kayu jatinya.

***

            Sehun, mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal menuju sebuah arena off-road. Yoona yang terduduk santai dan tenang di kursi penumpang, sembari mendengarkan alunan lagu yang keluar dari speaker mobil. “Aku baru tahu jika kau menyukai off-road” Yoona akhirnya membuka mulutnya.

Sehun memutar setir mobilnya dengan senyum kecil menghiasi wajahnya. “Kau akan terkesan” Sehun tertawa.

Yoona mengalihkan pandangannya, melihat Sehun. “Terkesan? Sehebat itukah kau beraksi?”

“Jika kau sedang tidak mengandung anakku, sudah kupastikan kau juga akan ikut duduk di Jeep off-road nanti” Sehun menginjak rem mobilnya. “Kita sampai”

Yoona mengedarkan pandangannya. Sehun memakirkan mobilnya di deretan city-car lainnya, tepat sebelum masuk ke dalam arena off-road. Apa bisa tempat ini dikatakan ‘hutan’? Yoona bertanya pada dirinya sendiri lalu membuka pintu mobil dengan sekali sentakan.

“Hey” Kris Wu, adalah orang pertama yang menghampiri Sehun dan melakukan high-five dengan laki-laki bermarga Oh itu. “Aku kaget saat kau setuju untuk ikut” Kris mengumbar tawanya.

“Aku butuh refreshing” Sehun ikut tertawa. “Mana Jongin dan Chanyeol? Apa Luhan ikut?”

“Semuanya ikut. Sedang mengurus Jeep mereka” Kris Wu, menjatuhkan tatapannya pada Yoona yang berdiri di belakang Sehun. “Jadi, kau membawa nyonya-mu?” Kris tertawa. “Annyeonghaseyo, Kris Wu imnida”

Yoona tersenyum. “Im Yoon Ah imnida”

“Dia terlalu cantik untuk menjadi istrimu” Gumam Kris lalu tertawa keras.

Sehun memutar bola matanya. “Apa Jessica ikut?”

“Jessica, Seohyun dan Tiffany” Jawab Kris. “Kau tahu maksudku, jika perempuan berkumpul mereka bergosip”

Sehun meraih tangan Yoona. “Dimana mereka? Kapan kita mulai?”

***

            Yoona memandangi Sehun dengan tatapan polosnya. “Apa kau benar-benar bisa melakukan hal ini? Aku meragukannya”

Sehun segera menggunakan helm-nya. “Kau meragukanku?” Alis kiri Sehun terangkat dan membalas tatapan Yoona. “Kenapa masih meragukanku saat Little Oh sudah menjadi buktinya?” Sehun tertawa. Yoona mengerti maksud laki-laki itu. “Wajahmu memerah siap untuk meledak” Kembali, Sehun tertawa. Memecah keheningan alam.

Yoona segera menutupi mukanya. “Berhentilah menggangguku”

“Aku tidak mengganggumu” Gumam Sehun pelan.

“Berhentilah menggodaku” Sehun kembali tertawa setelah mendengar ocehan istrinya.

“Kris bersama Jessica, Luhan bersama Seohyun, Chanyeol bersama Tiffany dan kau bersama Yoona noona” Terdengar Jongin mengoceh kepada Sehun. “Hyoyeon noooooona, semangati aku jugaaaaa” Teriak Jongin lalu masuk ke dalam Jeep-nya.

“Hyoyeon?” Alis Yoona terangkat.

“Calon kekasihnya” Jawab Sehun. Yoona menahan tawanya setelah mendengar kata ‘calon’. “Perhatikan aku” Sehun memamerkan smirk-nya lalu melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam Jeep miliknya.

“Siap melihat suamimu beraksi?” Tanya seorang perempuan yang telah berdiri di sebelah Yoona. Yoona mengalihkan pandangannya, memfokuskan bola matanya pada sumber suara. “Jung Sooyeon imnida”

Yoona tersenyum. “Im Yoon Ah imnida”

“Kau bisa memanggilku Jessica” Perempuan berambut bright brown itu tersenyum kecil. “Kurasa kau baru pertama kali ke sini”

Yoona mengangguk. “Ya, kau benar. Masih terasa asing” Yoona kembali tersenyum kecil.

“Mari kita mulai” Teriak seorang laki-laki tiba-tiba.

Jessica segera menarik tangan Yoona. “Kau bisa melihatnya di sini” Jessica menarik Yoona menghampiri sebuah kerumunan yang mengerumuni MacBook Pro 15 inch putih itu. “Setiap Jeep memiliki CCTV masing-masing”

Yoona mengolah otaknya. Terlihat cukup…menarik. Layar 15 inch itu terbagi menjadi lima bagian, sesuai dengan jumlah peserta off-road. Kris Wu, Oh Sehun, Park Chanyeol, Kim Jongin dan Xi Luhan.

“Luhan selalu seperti ini” Tiffany Hwang, menunjuk layar bagian Xi Luhan. Laki-laki itu memenuhi layarnya dengan melakukan aegyo-aegyo andalannya.

“Sica onnie, lihat kekasihmu” Kini giliran Seo Joo Hyun menunjuk layar bagian Kris Wu yang sedang berpose cool dengan terus memainkan bibirnya menggunakan jemarinya.

“Kenapa orang ini?” Jessica Jung, menunjuk layar bagian Jongin. “Apa dia kira lensa CCTV adalah cermin?” Kim Jongin terus-menerus merapihkan rambutnya, menghadap ke arah CCTV.

“Chanyeol terus-menerus memundurkan kursinya. Kakinya terlalu panjang” Jessica memutar bola matanya. “Dan Sehun, apa laki-laki itu masih hidup? Ia tidak bergerak”

Yoona menyipitkan matanya.

“Baiklah” Laki-laki sebelumnya kembali berteriak. “Kita mulai. 1, 2, 3!” Serentak, kelima laki-laki itu memacu Jeep mereka.

“Apa ini sebuah balapan?” Akhirnya Yoona membuka suaranya.

“Ya” Ketiga perempuan itu menjawab bersamaan dengan pandangan yang tertuju pada Yoona. “Luhan biasanya kalah” Tiffany kembali membuka mulutnya.

“Luhan oppa tidak akan kalah kali ini, sungguh” Tukas Seohyun.

“Kita lihat saja” Tiffany menyipitkan matanya.

“Mereka selalu seperti itu” Gumam Jessica.

***

            Jeep milik Kim Jongin adalah Jeep pertama yang sampai. Laki-laki berkulit cokelat itu keluar sambil berteriak kemenangan. “Aku tidak akan pernah kalah, lihat”

“Berhentilah bicara” Bantah Jessica.

“Yoona nooonaaa” Jongin berlari kecil ke arah Yoona dan berdiri di sebelah perempuan itu. “Lihat, aku mengalahkan suamimu. Aku hebat noona. Kau seharusnya lebih memilihku ketimbang Sehun itu”

Yoona hanya menahan tawanya, mendengar ocehan kekanak-kanakan Jongin. “Kau menggoda perempuan yang telah bersuami, bodoh” Tiffany Hwang melempar sebuah kerikir kecil dan berhasil mengenai pelipis Jongin.

“Sehun sedang terjebak di kubangan lumpur, noona” Jongin memasang tampang polosnya. Tepat setengah detik setelah Jongin selesai berbicara, Jeep hitam Sehun datang. Terpakir tepat di sebelah Jeep milik Jongin. “Maksudku, dia telah bebas dari kubangan lumpur” Jongin dan Yoona melihati Sehun yang turun dari Jeep-nya.

Sehun berjalan pelan ke arah Yoona, lutut laki-laki itu penuh dengan darah. “Siapa orang terakhir yang menggunakan Jeep-ku?” Sehun melepaskan helm-nya.

“Tao? Chen? Suho? Baekhyun? Xiumin? Kyungsoo?” Jongin kembali bertanya. “Aku lupa”

“Kau baik-baik saja?” Raut wajah Yoona berubah menjadi terlalu khawatir.

“Mengencani juara pertama?” Tanya balik Sehun.

“Aku hanya mengobrol bersama Jongin” Yoona memutar bola matanya lalu membantu suaminya berjalan. “Apa mereka punya kotak obat? Bagaimana bisa kau terluka? Kau bahkan tidak keluar dari mobil” Oceh Yoona.

“Seseorang memasang ulang remku. Susah digunakan untuk mengerem mendadak” Jelas Sehun singkat.

“Jadi?” Alis kiri Yoona terangkat.

“Aku mengerem mendadak dan terbentur” Sehun menghembuskan nafasnya lalu duduk di sebuah bangku kayu.

Butuh dua setengah jam untuk acara-off-road-Sehun-selesai. Kini pasangan itu tengah melangkahkan kakinya mereka menuju mobil. “Aku menyetir” Yoona melihat Sehun.

“Kau?” Kening Sehun mengerut, meragukan kemampuan istrinya.

“Jangan melihatku seperti itu. Aku bisa menyetir”

“Kau tidak bisa menyetir”

“Aku bisa”

“Bahkan tes mengemudi saja kau tidak lulus”

“Berhenti mengungkit hal itu”

“Aku mengatakan yang sebenarnya”

“Kau menyetir, Oh Sehun” Yoona segera masuk ke dalam mobilnya dengan kesal.

***

            Lima bulan kemudian.

Dokter wanita itu memberikan kertas hitam hasil diagnosa USG atas kehamilan Yoona yang telah beranjak bulan keenam. “Anakmu laki-laki kembar, Yoona-ya”

Yoona tersenyum lebar. “Kem…bar?”

“Ne” Dokter perempuan itu mengangguk dengan senyum kecil menghiasi wajahnya.

Oh Sehun, terdiam membeku di sebelah Yoona. Tidak, bukan karena ia membenci anak kembar, tidak. “Ada yang harus kutanyakan dengan Dokter Park, kau bisa kembali ke mobil lebih dulu” Bisik Sehun.

Kini giliran Yoona terdiam. “Baiklah” Perempuan itu segera bangkit dan keluar ruangan. Sekarang hanya ada Sehun dan Dokter Park, dokter kandungan Yoona.

“Dokter tahu maksudku, pembicaraan yang ingin kubicarakan” Sehun melepaskan kata-kata itu begitu saja, tidak peduli pada umur atau etika kesopanan.

“Hamil satu anak saja dia sudah kesusahan” Dokter Park membuka ucapannya. “Aku tidak bisa memprediksikan kelahiran anakmu nanti. Ini dua”

Sehun terdiam, terus-menerus menarik dan menghembuskan nafasnya. “Jadi, kemungkinan sembilan puluh dua persen itu masih berlaku padaku?”

“Sembilan puluh delapan persen” Dokter Park membenarkan. “Hanya dua persen kemungkinan Yoona dan kedua anaknya selamat bersama-sama”

“Tidak ada alat bantu lainnya? Ayolah, teknologi semakin canggih, Dokter”

“Kau benar, teknologi semakin canggih” Dokter Park mengangguk pelan. “Tapi tidak ada alat yang dapat mengembalikan kekuatan rahim Yoona seperti sebelumnya”

***

            “Apa yang dikatakan Dokter Park?” Yoona bertanya ragu setelah mereka berdua masuk ke dalam rumah.

Sehun tidak menjawab, membalikkan badannya sedikitpun tidak.

“Sehun-ah…” Lagi, Yoona memanggil suaminya.

Sehun membalikkan badannya, raut wajahnya menandakan dirinya telah lelah. “Ada apa?”

“Apa yang dikatakan Dokter Park?” Yoona menatap sayu mata Sehun. Untuk pertama kalinya, bola mata laki-laki itu memancarkan kesedihannya yang dalam.

“Kau hamil dua bayi sekaligus” Sehun menghentikkan ucapannya, kembali menghembuskan partikel-partikel karbon dioksida itu. “Rahimmu jauh lebih lemah saat ini”

Badan Yoona tidak bergerak. Ia sudah tahu keadannya, sudah tahu. Tapi saat Sehun mengucapkannya…terasa berbeda. Seperti tubuhnya terperangkap dalam bongkahan es besar. “Ti…Tidak apa-…apa” Yoona mengerjapkan matanya beberapa kali, mencegah air matanya turun.

“Tidak apa-apa?” Sehun melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di hadapan Yoona, menatap mata perempuan itu sayu tapi tajam. “Tidak apa-apa? Itu apa-apa”

“Hal positifnya–”

“Positif?” Sehun menatap mata Yoona tajam. “Kau ingin mengatakan, hal positif dari ini semua adalah kita mempunyai keturunan?”

Yoona terdiam.

“Sekalipun merenggut nyawamu?” Tanya Sehun tajam. “Jika benar kemungkinan terburuk itu terjadi, tidak ada satu orangpun yang dapat menjamin bahwa aku akan menyayangi keturunanku sendiri, walaupun mereka lahir dari rahimmu”

Yoona terdiam sengap. Mengerti arti di balik kata terburuk. Mati, maksudnya. “Me..Mereka anak..mu”

“Aku tahu” Sehun mengangguk sekali. Laki-laki itu merengkuh wajah kecil istrinya dan menatap mata istrinya dalam. “Aku tidak mentolerir sesuatu yang merebut nafasmu dari nafasku, sungguh”

Dan kembali seperti dulu, Oh Sehun tidak dapat mengendalikan ucapannya di hadapan perempuan yang ia cintai.

***

            2:39 AM KST.

Sehun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya dengan pelan, tidak menimbulkan suara dan tidak ingin membuat istrinya terbangun. Baju laki-laki itu bau alkohol, klub malam selalu berhasil menjadi pelampiasannya.

Sehun menyentuh pelan wajah istrinya lalu mencium kening perempuan itu sedikit lama. Detak jantung laki-laki itu dua kali lebih cepat, memikirkan jika suatu saat tidak jauh dari malam ini ia akan benar-benar bertemu dengan akhir itu.

***

            Periode kehamilan delapan bulan.

Sehun melihati ponselnya, menatap dengan lekat tanggal di ponselnya. Sebulan lagi, pikir Sehun. Laki-laki itu menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya.

“Masuklah” Ucap laki-laki itu setelah seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya. Kim Taeyeon dan Zhang Yixing berdampingan masuk dan duduk di hadapan Sehun. “Terimakasih”

Lay mengerutkan keningnya. “Kau berterimakasih karena aku menduduki bangkumu ini?”

Sehun tersenyum hambar. “Terimakasih karena kau telah meluangkan waktumu, maksudku”

“Jadi, ada apa?” Taeyeon akhirnya membuka suaranya.

“Aku lelah berbasa-basi” Sehun kembali menghembuskan nafasnya. “Aku mohon dengan hormat kepada kalian untuk membantu Yoona”

“Ada apa dengannya?” Lay menampilkan raut wajah khawatirnya.

“Aku tidak tahu pasti keadaan rahimnya, tapi setiap kertas diagnose mengatakan bahwa rahimnya lemah dan hanya kemungkinan dua persen ia dapat melahirkan dengan selamat” Jelas Sehun. “Kau pasti tahu bagaimana merawat yang baik, Taeyeon-ssi? Jadi kumohon untuk kau merawat Yoona. Dan kau, Lay-ssi. Kau pasti tahu makanan yang tepat untuk Yoona. Jadi kumohon kau untuk merawat Yoona” Pinta Sehun dengan formal.

***

            Baru saja Sehun membuka pintu kamarnya, ia telah menemukan Yoona terbaring tidak sadarkan diri di lantai kamar dengan darah yang terus-menerus mengalir membasahi kaki putihnya.

***

            Sehun terdiam kaku, badannya mendingin dan buku-buku jarinya memutih. Dirinya, Taeyeon dan Lay terduduk senyap di depan ruang operasi, menunggu para dokter melakukan tindakan medis mereka.

“Waktumu hanya sedikit. Penyelamatan nyawa ibunya atau anaknya?”

            “Tidak bisakah kau menyelamatkan semuanya?”

            “Kami akan mencobanya, melihat dan tergantung pada kondisi Yoona. Jadi?”

            “Utamakan nyawa ibunya”

Percakapan itu masih terngiang-ngiang jelas di telinga Sehun. Dia tidak bisa dan tidak akan pernah merelakan seorang Im Yoon Ah. Perempuan itu adalah dirinya. Jika perempuan itu hilang, dirinya juga hilang. Sehun menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Susah sekali untuknya bernafas saat ini, terlalu berat.

Dokter Park, keluar dari ruang operasi dan melepaskan masker hijaunya. “Bagaimana?” Sehun segera menghampiri Dokter Park dengan cepat, diikuti Lay dan Taeyeon.

“Kami berhasil menyelamatkan anak dan ibunya” Jawab Dokter Park. “Tapi keadaan Yoona saat ini koma”

***

            Lima hari kemudian.

“Aku sudah menyekanya” Beritahu Taeyeon.

Sehun tersenyum hambar. “Gamsahamnida”

“Jangan seformal itu kepadaku” Taeyeon tersenyum tipis, mengerti perasaan Sehun. “Aku keluar dulu”

Sehun tidak merespon apa-apa dan membiarkan Taeyeon keluar, memfokuskan matanya pada sesosok perempuan yang tengah tertidur panjang di atas ranjang inap. Sehun melangkahkan kakinya, menyentuh kening perempuan itu lalu mengusapnya pelan. “Selamat…sore”

Butiran air mata itu, terjun bebas dari mata Sehun dan membasahi pipi perempuan itu. “Bangunlah. Apa kau kita tidak ingin melihat keturunanku yang lahir dari rahimmu? Ayolah, kesabaranku sudah habis. Bangunlah”

“Kau tidak merindukanku?” Sehun menutup matanya dan butiran air mata itu keluar lebih banyak. “Aku merindukanmu, sungguh”

***

            4:46 AM KST.

“Sehun-ah…” Sehun langsung membuka matanya setelah mendengar seseorang memanggilnya dengan pelan. Ia menghembuskan nafasnya, memijat keningnya dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ini masih pagi sekali, pikirnya.

“Sehun-ah…” Sehun langsung mendongakkan kepalanya. Ia tidak salah dengar. Sehun langsung berlari, berdiri di sebelah ranjang inap Yoona dan menatap wajah Yoona tanpa berkedip. “Se..hun-ah..”

Senyum lebar itu mengembang jelas di wajah laki-laki itu.

***

            Tiga puluh jam kemudian.

Sehun duduk di pinggir ranjang inap Yoona, menyuapi perempuan itu dengan pelan dan hati-hati. “Jadi, aku koma?”

“Ya” Sehun menjawab ringan.

“Dimana mereka?” Yoona menatap mata Sehun penuh arti.

Sehun menaruh mangkuk putih itu di atas meja dan melihat Yoona. “Inkubator. Kau melahirkan premature, ingat?” Yoona terdiam, matanya menyipit. Sehun tersenyum kecil, mencoba menangkan istrinya. “Mereka baik-baik saja”

“Ba…bagaimana rupa mereka?”

“Menawan sepertiku” Sehun tertawa kecil.

Laki-laki itu, tidak pernah ada di bayangannya kejadian seperti ini pasca Yoona melahirkan. Kekhawatirannya hilang begitu saja. Nafasnya meringan dan segalanya baik-baik saja.

***

            Dokter Park, menyodorkan dua lebar kertas hasil diagnosa kepada Sehun dan Yoona. “Aku tidak memprediksikan hal ini terjadi, tapi hal ini benar-benar terjadi”

Yoona yang terduduk di atas ranjang inapnya melihat dengan teliti kertas hasil diagnosa itu. Memiringkan kepalanya tapi nihil, ia tetap tidak mengerti. “Ada apa?” Sehun kembali membuka mulutnya.

“Komplikasi jantung pada kedua anakmu. Jika tidak dilakukan transplantasi, kedua jantung itu tidak akan berfungsi lama” Jelas Dokter Park singkat dan berhasil membuat Yoona sengap.

“Kalau begitu, lakukan” Ucap Yoona mantap.

“Transplantasi jantung bukan seperti operasi usus buntu. Kau membutuhkan dua jantung” Dokter Park menunjukkan dua jarinya. “Tingkat operasi menjadi lebih susah karena yang kami tangani adalah bayi”

“Berapa persen kemungkinan transplantasi berhasil dan anak kami akan baik-baik saja kedepannya?” Tanya Sehun.

“Jika berhasil, seratus persen” Jawab Dokter Park.

“Pakai jantungku”

***

            Tiga hari kemudian.

Oh Sehun, telah selesai mengurus semua pekerjaannya dan tugas-tugasnya. Menyelesaikan segala hal yang memang harus diselesaikannya. Termasuk bertemu seorang Kim Taeyeon dan Zhang Yixing sebelumnya.

Sehun yang mengenakan piyama rumah sakit dan tangan kirinya yang diinfus, naik ke atas ranjang inap Yoona dan menyilangkan kedua kakinya. “Bagaimana keadaanmu?”

Im Yoon Ah, yang sama mengenakan piyama rumah sakit dan tangan kiri yang diinfus, balik menatap Sehun dengan sayu. “Aku tidak tahu”

“Ingin memainkan sesuatu?” Tanya Sehun memecah keheningan. Yoona tidak menjawab. “Permainannya sederhana. Kau hanya perlu mengucapkan ‘aku mencintaimu’ di setiap kali kau selesai berbicara”

“Apa yang harus kukatakan?” Tanya Yoona polos.

“Apa yang kau rasakan” Jawab Sehun tenang.

“Aku takut jika transplantasi ini tidak berhasil. Aku mencintaimu” Yoona memulai permainannya.

“Kau takut operasinya tidak berhasil tapi kau tidak takut jika kau kehilangan nyawamu? Aku mencintaimu”

“Aku hidup untuk mereka. Aku mencintaimu”

“Jadi, kau tidak hidup untukku? Aku mencintaimu”

“Maksudku, kau juga” Yoona terkekeh pelan. “Aku mencintaimu” Yoona meraih tangan Sehun lalu menyuruh laki-laki itu untuk menggenggam tangannya sendiri, seperti membentuk batu. “Kau tahu, jika jantung kita hanya sebesar genggaman satu tangan kita? Aku mencintaimu”

“Aku tahu. Aku mencintaimu” Jawab Sehun pelan.

Yoona menempelkan genggaman tangannya pada genggaman tangan Sehun. Matanya sudah berkaca-kaca tipis. “Lihat, jantungmu lebih besar dari jantungku. Aku mencintaimu”

Sehun melirik Yoona, air mata perempuan sudah jatuh begitu saja. “Kau tahu kenapa jantungku lebih besar dari jantungmu? Aku mencintaimu”

Yoona tetap menunduk, hanya melihati tangannya dan tangan Sehun. “Wa..e? Aku mencintaimu”

Sehun menggenggam tangan Yoona, seperti membungkus genggaman tangan Yoona dengan tangannya yang lebar. “Karena untuk melindungi jantungmu. Kau tahu kenapa tanganku lebih lebar dari tanganmu? Aku mencintaimu”

Yoona menggeleng pelan dan air matanya terus-menerus berjatuhan.

“Karena untuk menjagamu. Aku mencintaimu” Jawab Sehun pelan.

Oh Sehun dan Im Yoon Ah, bersepakat untuk memberikan satu-satu jantung mereka untuk kedua buah hati mereka. Tidak memedulikan hidup mereka, hidup atau mati, itu sudah bukan masalah. Ini semua hanya untuk anak-anak mereka, pikir Yoona dan Sehun. Untuk memulai kehidupan baru kedua anak mereka.

***

            Hari operasi.

“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Sehun pelan.

Yoona mengerjapkan matanya lalu menghapus air matanya. “Aku takut jika saat ini adalah terakhir kalinya aku melihatmu. Sungguh”

“Kita melakukannya bersama-sama” Sehun tersenyum kecil lalu meraih tangan Yoona dan menggenggam tangan perempuan itu. “Aku terlahir dan aku bertemu denganmu. Dan aku mencintaimu sampai mati, Im Yoon Ah-ssi”

“Aku terlahir dan aku bertemu denganmu. Dan aku mencintaimu sampai mati, Oh…Sehun-ssi” Yoona langsung memeluk suami satu-satunya dengan erat dan kembali membasahi baju Sehun dengan air matanya.

Dan titik fokus kehidupan seorang Oh Sehun adalah Im Yoon Ah. Begitu juga dengan seorang Im Yoon Ah, titik fokus kehidupannya adalah seorang Oh Sehun.

***

            Tiga tahun kemudian.

“Aku hidup bersama jantung ibuku” – Daniel Oh.

“Aku hidup bersama jantung ayahku” – Leo Oh.

Kim Taeyeon dan Zhang Yixing, berdiri di sebelah kedua nisan yang berdampingan itu. Tiga tahun telah berlalu dan mereka sedang dalam tugas mereka. Menjaga si kembar Oh, atas permintaan kedua orang tua mereka. Memberikan seluruh harta, bahkan jantung, hanya untuk anak kembar mereka.

“Aku merindukan mereka” Taeyeon menghapus air matanya.

“Aku juga” Balas Lay, pelan, terlalu pelan.

END

52 thoughts on “[FF-Oneshoot] Beginning A New Life (Sequel of Pay The Price)

  1. Oh God!
    Hwaaaa!!!! Eonnie…,kenapa endingnya begitu menyesakkan????
    Aku sampai nangis bacanya…. T_T
    YoonHun…. benar-benar eternal love.. hiks!
    kasiaaan anak kembar mereka T_T
    Selamat berjuang menempuh UN ya! Hwaiting!
    Ditunggu karya2-mu yg lebih keren..
    Aku berharap semoga ff-mu yang slanjutnya berakhir bahagia 🙂

    Like

  2. Hiks.. Hiks.. Author-nim…? Kejem bener sih.. Tanggung Jawab!
    Dh bkin sya mewek siang2 in..
    Ga nyangka banget endingx bakalan kyak gni, sehun-Yoona rela donorin jantungx buat ank mereka… Paling nyesek i2 pas scene mereka akn di operasi.. Mereka buat permainan ‘Aku Mencintaimu’.. Huaaa.. Kata2x bner2 bkin nyesek… Tp menrtq jg romantis … Pokoknya DAEBAK deeh… 100 Jempol bwt Author-Nim…
    Gomawo…..*bow*

    Like

  3. Hikz… Hikz… Hikz … T_T
    Eonni Knpa harus Sad Ending … T_T
    Gak nyangka trnyata Sehun Oppa sama Yonng Unnie Nge donorin jantungnya buat Anak kembarx ….
    Di tnggu ff SEHUN-YOONA yg Laiinya yha !!! 🙂 🙂 🙂
    FIGHTIIING !!! =D

    Like

  4. Sediiihhh
    Suka banget
    Tapi sebenernya masuh pingin ngebaca cerita mereka lainnya
    Habisnya suka banget ma karakter keduanya disini

    Fighting buat unasnya !!!! ^^

    Like

      1. Andwae, gak kliatan real ntar 😀
        Aku suka karakter mereka, gak sabar nunggu sehun-yoona yg lainnya ^^
        Cheonma, kita sama2 mau unas ni hehe

        Like

  5. Aduh thor ini sungguh menyesakkan….
    Cinta yoonhun sungguh sehidup semati….

    Ditungguh ffmu yg laen thor…..
    Fighting

    Like

  6. Sblm nya mian ya thor blom coment d blog ini dr yg prtm , tp d blog yg satu nya uda he ..
    Prknalkan reader br thor *ng nanya
    Bener2 ni ff nya bikin perasaan ikut masuk kedalam cerita , entah happy end apa sad end nggak tau thor 😦 yang jelas terharu sama ending nya ..
    Bahasa dan alur nya bagus thor ,
    Asli kereeeeen 🙂 daebakkk ..
    Ditunggu ff yg lainnya 😀
    tp yg happy end ya thor sehun yoona *maksa

    Like

  7. Sblm nya mian ya thor blom coment d blog ini dr yg prtm , tp d blog yg satu nya uda he ..
    Prknalkan reader br thor *ng nanya
    Bener2 ni ff nya bikin perasaan ikut masuk kedalam cerita , entah happy end apa sad end nggak tau thor 😦 yang jelas terharu sama ending nya ..
    Bahasa dan alur nya bagus thor ,
    Suka sama ceritanya plus karakter sehun yoona
    Asli kereeeeen 🙂 daebakkk ..
    Ditunggu ff yg lainnya 😀
    tp yg happy end ya thor sehun yoona *maksa

    Like

  8. new reader ^^..
    gak sengaja mampir, langsung bca ff ini. selesai baca lngsung nangis !
    oh God, endingny gk trduga bner2 bikin nyesek !
    aku suka bahasanya, ringan. Kata2ny jg simple, tpi kedengeran manis..
    lanjut baca yg lain, boleh ?
    ^^ kkkkk

    Like

  9. kyaaaaa , hiks…hiks nangis dikantor orang guas thor baca dari awal sampe akhir berharap endingnya gak bakal sad dan gua langsung gak pake nunda bacanya tapi akhirnya nangis juga !! temen2 sampe nanya baca apa lo sampe kejer gitu lol … but i just want give you one word “COOL” 🙂

    Like

  10. teganya author-nim~~
    #mewek #pundungdipojokan

    sukak deh sama gaya berceritanya. *_* #kagum
    buat yoonhun lagi yaa.. yaa.. yaa.. #aegyomaksimal

    Like

  11. Slurrrrp#elap Ingus aduh sad ending.. Tapi cerita Nya bagus thor.. Dan aku ngga sabar nunggu ff too Hun selanjut Nya ..keep writing Thor hwaiting!!

    Like

  12. Terharuuu..
    Suka banget endingnya pas sehun yoona dirumah sakit terus ngobrol diakhiri kata-kata I Love U
    Itulah kekuatan cinta, samapi seorang germopun kalau udah ketemu sama org yg dicintainya udah gak akan berpaling kemana-mana
    So sweett..
    Gak terlalu nyesek solanya keduanya gak ada secara bersamaan..
    bukannya itu bener-bener jodoh??
    hahahaha

    Like

  13. Tisu ma tisu?! Astogeh, masa dua-duanya passed away 😥 Little Oh, gimana rupa mereka ya? Ganteng kaya appanya yak? 😀 wkwkwk. Ya ampun, aku masih sempet”nya ngelucu -_- Ya, titik fokus Sehun adl Yoona, dan titik fokus Yoona adl Sehun. So romantic word! Dan, permainan ‘aku mencintaimu’ bener” nguras emosi :” Good job, author. Hwaiting ^^

    Like

  14. T.T sumpah nyesek banget udah mah bacanya sambil dengerin lagunya G.O – like tomorrow wont come back :’) jago banget sih tor bikin yang nyesek gini :’0 sumpah bt nih dibikin sedih sama ceritanya. Keep writing pokoknya author 🙂

    Like

  15. Author! T_T kenapa harus sad ending sih??? *huaah aku jd kesel sendiri* padahal mereka udh sweet banget ituuuuu. tapi, mau bagaimanapun juga author keren banget bikin ceritanya. jjang! feelnya dapet banget, complicated. aku gak tau harus ngomong apa lagi, keep writing and fighting, author!

    Like

  16. Kenapa!! Kenapa!!!!! Aq.. Aq gmw bias q mati seperti inii!!! Σ(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)ƪ knp ini begitu menyesakkan 😥

    Like

  17. Jalan ceritanya ga kebaca
    Banyak kjutannya, dpet dari mna sih tuh ide
    Kereeeeeen
    Walaupun sadending, tpi bagus bnget
    Clora bakat bnget jdi pnulis
    Terus berkarya ya…..

    Oh ya, aku mo ijin bca ff.mu yang lain yaaa…
    Gamsa

    Like

  18. huwaaaa kirain bakalan happy ending karna yoona udah ngelahirin dengan selamat..
    tapi mereka akhirnya pergi demi hidup anak-anak mereka.. sedih sekaligus terharu..
    cinta sehidup semati oh sehun dan im yoona..
    daebak

    Like

Leave a reply to Clora P. Darlene Cancel reply